Menikah ???

Seruaninformasi - Ketika kita mencintai seseorang, (jelas cintanya dengan lawan jenis ya, pastinya dengan manusia juga). Hal yang paling kita inginkan pastilah menikah dengannya. Namun menikah itu tentu bukan seperti membalik telapak tangan. Tidak semudah memasak air hingga mendidih, atau semudah membuat mie instan dengan sedikit tambahan irisan bawang.
"Menikah perlu persiapan maupun kematangan Mental, Fisik, maupun Materi."
 
Ketika umur kita sudah menginjak dua puluhan, tentulah banyak yang mempertanyakan kapan kita menikah. Hal itu bukanlah pertanyaan yang asing lagi bagi kita. Sementara rasanya diri ini belum siap segalanya. Seolah belum siap jadi suami, namun ingin sekali punya istri. Seolah belum siap materi, namun selama ini rejeki juga sudah dikasih terus sama Allah. Belum siap mental, lah selama ini juga berani ngerayu ngegombal. Belum siap jadi imam, hemmm ya nanti belajar bareng saja.
Ketika diri ini mencoba beralasan, namun juga seketika terbantahkan oleh diri kita sendiri. Mungkin sebenarnya kita memang mampu, kita bisa segera menikah. Eh namun nikah juga bukan sekedar mampu atau bisa-bisaan saja. Ada kalanya memang seseorang menunggu momen "yang pas". Ah kata yang pas ini lah yang sering kali menjadi ambigu dan tanda tanya. Yang pasnya itu kapan ? hemmm jawabnya malah berubah jadi kapan-kapan. Tetapi intinya memang bukan sekedar mampu. Namun, apakah memang dirimu sudah layak menikah?, sudah layak menafkahi anak orang?. Tentu semua jawaban itu kamu sendiri yang tahu jawabanya.
Semua orang memang berharap ketika momen pernikahannya itu akan menjadi momen yang spesial. Sehingga banyak orang yang bekerja keras demi untuk mensukseskan acara pernikahannya. Namun kerja keras bukan sesederhana itu, bukan untuk sekedar sukses tat kala pernikahannya. Namun juga setelah nikah, apakah bisa bahagia selalu ?
"Gitu dek, makanya abang nggak buru-buru ngelamar kamu."
 
Memang kadang menikah itu juga tentang keberanian, keberanian untuk membuat sebuah keluarga. Apakah kita sudah berani untuk menjalaninya ?, apakah kita sudah berani untuk menjadi seorang suami?. Hahai, padahal sudah dari dulu berani untuk dicintai dan disayangi, lalu kapan keberanian kita untuk menyayanginya dalam bahtera rumah tangga ?
Kita tentu salut dengan teman-teman kita yang sudah berani menikah. Mereka yang kondisinya kurang lebih sama seperti kita. Kita tentu juga ingin segera melaksanakan sunah yang teramat mulia itu.
"Lalu kapan? keburu adek dilamar orang loh..."
 
Bagi kamu yang sudah berkeinginan untuk menikah, semoga bisa disegerakan dengan lancar dan barokah. Bukan karena hanya menuruti gengsi atau menghindari pertanyaan-pertanyaan para teman yang kita dengar. Namun memang karena kita sudah ikhlas untuk saling menyayangi dengan si dia. Biarlah banyak orang berkata apa, terpenting kita saat ini memang bukan sedang menunda-nunda menikah. Melainkan sedang bekerja keras mempersiapkan sebuah keluarga.

Inti dari semua itu adalah keberanian, jika kita dari hidup saja sudah tidak berani menghadapinya, akan sulit untuk menundukkan rasa ketakutan pada diri kita.
Ini Anak Pemberani
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment