Perselisihan pendapat tentang pemakaian telephone selular mengenai bahaya radiasi yang dicurigai dapat menimbulkan terjadinya tumor otak pada pemakainya. Isu kontroversi mengenai gelombang radiasi yang dipancarkan antena handphone yang digunakan sedemikian dekatnya ke kepala, dapat mengganggu jaringan sel otak yang rawan terhadap paparan gelombang elektromagnetik.
Isu ini menjadi sangat hangat diperbincangkan, ketika seorang ahli saraf (neurologist) dari Maryland, AS mengajukan saman bernilai $ 800 juta kepada pembuat mobile-phone serta Persatuan Industri Telekomunikasi Selular ( CTIA – Cellular Telephone Industry Association ). Neurologist tersebut ialah Dr. Christopher Newman yang menderita penyakit tumor otak yang muncul kerana keaktifannya dalam menggunakan handphone. Namun sampai saat ini saman tersebut masih ditolak dengan alasan bahwa bukti dan kajian ilmiah yang mendukung resiko terjadinya kanker otak dinilai tidak cukup meyakinkan.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan handphone adalah sejenis gelombang microwave yang termasuk jenis radiasi non-ionisasi dan levelnya tergolong rendah / low level radiation. Dari puluhan kajian ilmiah yang telah dilakukan sampai sekarang ini, belum terdapat bukti ilmiah hasil olahan kajian yang skala cakupan dan secara komprehensif dapat meyakinkan bahwa efek radiasi non-ionisasi pada pemakaian handphone berakibat serupa dengan efek pancaran radiasi gelombang elektromagnetik jenis ionisasi yang telah dinyatakan positif sebagai salah satu penyebab tumor otak atau pun kerusakan DNA pada sel jaringan tubuh manusia.
Berhubung pengguna handphone saat ini sangat banyak, para ahli mengingatkan pemakai mobile-phone agar tetap bijak dan berhati-hati. Para ahli organisasi kesehatan sedunia (WHO) sangat menganjurkan agar pemakaian hand-phone terutama di kalangan usia kanak-kanak dibatasi sedemikian rupa ataupun pemakaiannya dengan menggunakan “hands-free” guna untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi, berhubung alasan rawannya sel otak pada usia kanak-kanak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
WHO tengah mengadakan kajian menyeluruh mencakup 10 negara guna menyingkap kesan pemakaian mobile-phone terhadap resiko terjadinya kanker pada jaringan tubuh di daerah leher dan kepala.
Badan FCC Amerika telah menguji tingkat radiasi yg dipancarkan beberapa handphone.Kekuatan radiasi handphone yg akan diterima otak atau yang dinamakan SAR (Specific Absorption Rate) diukur dalam satuan watt/kg. FCC menetapkan bahwa semua handphone yg memancarkan radiasi diatas 1.6 watt/kg dilarang untuk diproduksi (dilarang masuk di amerika).
Sebenarnya semua handphone yg beredar masih bisa dikategorikan “aman” karena tingkat SAR-nya masih dibawah 1.6 watt/kg. Meskipun demikian, ada beberapa pengguna yang merasa agak pusing atau telinganya panas setelah menggunakan handphone-handphone yg dikategorikan “aman” tersebut. Jadi yang benar-benar aman (bukan sekedar aman saja) adalah yang tingkat radiasinya dibawah 1 watt/kg. Maka dari itu, pengguna harus bisa memisahkan mana yang “aman” dan mana yang “benar-benar aman”.
Beberapa hasil penelitian (“ELECTRICAL SENSITIVITY” Prof.Dr.dr.anies, M.Kes,PKK ) yaitu sebagai berikut:
Penelitian di Finlandia, radiasi elektromagnetik telepon seluler selama 1 jam mempengaruhi produksi protein pada sel. Meskipun tdk harus membahayakan kesehatan, tetapi jika terjadi pd sel otak dpt berakibat fatal.
Laporan dari European Journal of Cancer Prevention Augst 02 menyatakan pengugnaan HP lebih rentan bagi timbulnya kanker orak daripada tdk pernah menggunakannya sama sekali
ICNIRP (International Comission on Non Ionizing Radiation Protection) dan FCC (Federal Communication Commision) menyatakan telepon seluler aman, meskipun wajib bagi produsen mencantumkan tingkat pajanan radiasi SAR (Spesific Absorption Rate) pada buku manualnya
Meskipun emisi telepon seluler sangat kecil, apabia berada di dekat kepala selama beberapa menit dpt menaikan suhu di sel-sel otak sekitar 0,1 derajat C.
Beberapa Penemuan di berbagai negara tentang Bahaya-bahaya penggunaan ponsel :
Di Inggris. Ponsel dapat membuat panas otak sehingga mengganggu fungsinya. Sebuah kajian yang telah diterbitkan di Inggris tahun lalu, mengungkapkan tingkat paparan (exposure) gelombang dari ponsel yang ditempelkan di dekat telinga atau bagian badan tertentu lebih besar daripada tingkat paparan dari stasiun ponsel terhadap seluruh badan.
Di Swedia. Sebuah studi menunjukkan peningkatan rasa/sensasi panas sebesar 48 kali terhadap telinga, muka dan kepala dari pengguna ponsel. Di Swedia juga dilaporkan pada tahun 2006 bahwa kita memiliki risiko 240 persen lebih besar terkena kanker otak berbahaya, tepatnya di bagian kepala yang berdekatan dengan telinga yang sering digunakan untuk bertelepon.Penggunaan ponsel meningkatkan risiko terkena tumor otak sebesar 2,5 kali. Anak-anak yang tulang tengkoraknya lebih tipis dan otaknya lebih kecil menghadapi risiko lebih besar.
Australia. Tikus percobaan yang terkena radiasi ponsel selama 18 bulan, menghadapi tingkat risiko dua kali lipat terkena kanker.
Di Rusia. Ponsel dapat meningkatan suhu permukaan kulit sampai 4,7 oC yang dapat mengarah ke timbulnya kangker kulit. Di Inggris, ditemukan seorang pengguna ponsel yang meninggal karena tumbuhnya sel-sel kanker pada permukaan kulit yang sering bersentuhan dengan ponsel.
Di USA. Pengguna bersat ponsel mengalami penurunan hormone melatonin yang amat penting untuk mencegah berkembangnya sel-sel kangker.
Di Austria Perokok pengguna ponsel punya risiko lebih besar terkena kangker dibanding pengguna ponsel non perokok.
Beberapa peneliti memperingatkan bahwa dampak panas ponsel ini dapat menyebabkan paras pengguna bergaris-garis dan cekung yang menjadi awal terjadinya penuaan dini. Diduga panas menyebabkan sel-sel badan menurun kerjanya karena proses-proses dalam sel tak dapat berjalan secara efisien.
0 komentar:
Post a Comment